Jakarta sebagai ibukota negara kita, Republik Indonesia yang saat ini disebut juga DKI(Daerah Khusus Ibukota) Jakarta tidak terlepas dari sejarah berdirinya jaman baheula. Nach, untuk saat ini kota Jakarta yang telah berumur beratus tahun ini bisa dirasakan juga bagaimana pentingnya dulu Jakarta di jaman Belanda dulu, Batavia.
Nach untuk merasakan bagaimana suksesnya Batavia jaman dulu ini kita bisa berkunjung ke daerah Kota namanya yang saat ini termasuk daerah Kotamadya Jakarta Utara atau disebut juga dengan daerah Kota Tua Jakarta atau Old Batavia. Di daerah yang tidak begitu luas ini kita bisa menjumpai gedung-gedung sisa-sisa kesuksesan Batavia jaman dulu dan umumnya juga sudah dijadikan museum seperti Kantor Pos, Bank Indonesia,Museum Fatahillah,Β Jembatan Kota Intan, Stasiun, dan masih banyak yang lain.
Untuk saat ini, Kota Tua ini sudah kembali dirawat dengan merehabilitasi gedung-gedung itu kembali seperti Museum Fatahillah dan Museum Bank Indonesia yang sekarang sangat cantik dengan arsitektur Belanda dulu termasuk juga Stasiun kereta api yang dikenal dengan nama Stasiun Beos.
Untuk mencapai kota ini sangatlah gampang, cukup turun di Halte Busway Kota(paling ujung) koridor 1 (Blok M-Kota) ataupun naik kereta api dan turun di stasiun Kota/Beos dan kemudian dari Halte Kota atau Stasiun Kota ini bisa dilanjutkan dengan jalan kaki menyusuri deretan gedung-gedung tua dimulai dari Museum Bank Mandiri di seberang Halte dan Stasiun. Tetapi jika ingin merasakan sensasi berbeda dengan sensasi jaman dulu bisa menikmati ojek sepeda sampai ke sentral Kota Tua di seputaran Museum Fatahillah. Dari Halte/Stasiun tersebut lebih kurang hanya 500m.
O iya, jika ingin merasakan seperti apa kuliner jaman dulu, disini masih ada cafe Batavia yang sepertinya masih mempertahankan suasana batavia dulu, dan tenang jika pengen masakan jaman sekarang disekitaran Museum Fatahillah ini juga sudah ada pedagang kaki lima dengan jajanan khas seperti nasi goreng, sate dll.
Dan ke sini waktu yang paling tepat datang adalah sore menjelang malam, banyak aktivitas yang ada seperti fotografi, skater, nongkrong ataupun hanya pindah internetan karena PEMDA menyediakan akses hotspot dari TELKOMHotspot. Jadi jika ingin langsung upload status atau foto ketika berada disana bisa langsung dach. Enjoy Jakarta !!!
ah ya. kapan-kapan maen ke kota tua ah. bisa naek busway ya. hmm. kayaknya bisa lebih irit.
salam blogger,
masmpep.wordpress.com
>>>>yoi….lebih nyaman naek busway ke sananya..murah n berAC
aku kemaren (15/11/2009) kesana bro…. pas ada festival… rame π heeheh
>>>>o ya?….momen yang pas lo berarti y…gw gak ada momen apa-apa pas itu….
udah terkenal yah skrg, walaupun revitalisasinya belum terlalu sempurna….:) kunjungan turis kebanyakan ke Fatahillah tapi sayangnya nggak dilanjutkan sampai ke Kali Besar atau Roa Malaka yang ternyata, punya tempat2 menarik juga π
senang sih waktu kesini, foto fotonya bagus…apalagi ada sejumlah cerita mistis yang ikut bergentayangan selama jalan-jalan….plus lampu remang-remang…komplit dech π
>>>>yoi..belum lengkap ke Jakarta klo belum mampir kesini…hehehehehe
hahhh cerita mistiss…untung kemaren gw gak ada…padahal jalan sendiri…..
tapi ada cerita anech dikit..setelah gw dapet foto yg nomor dua itu…lampu langsung mati….hihihihihihi
wah aku mau muji foto2nya dl ah…
asli cakep fotonya,,terutama yg nomor dua.
kalo aku ke Jkt lagi, musti ke Kota tua ini.dl gak sempat kesini, karena keburu ngejar kereta ke Jogja…hiks…hiks…
>>>>tks nas…..
nanti disempatin ja kesini nas..palagi dari Gambir sono tinggal naek Busway koridor 2 kemudian transit di harmoni dan naek dach korisor 1 arah Kota
hemmmmmmmmmmm,,,,,,,
bheete banget gw mau kesitu tapi ga jadiiiiiiiiii……
gara” tmen gw gak mau…
dia mau nya ke artaaaaaaaaaaaaaaa……….
huhhhh
Baru dua hari yang lalau saya masuk museum Fatahillah, entah ekspektasi saya terlalu besar, entah karena bertepatan dengan hari libur sehingga anak2 ABG buanyakkkkk bgt, saya malah jadi kecewa dengan museum dan sikap anak2/pengunjung. Banyak coretan-coretan di dinding gedung, dipslay barang tidak di jaga sehingga kerap dipegang bahkan di dudukin oleh ABG2 sekedar buat foto-foto. Tidak ada satupun petugas yang menjaga ruangan, sehingga larang tidak membawa foto dan makanan cuma sekedar menempel didinding.
Saya heran, padahal ini museum kebanggaan Jakarta, yang selalu di jadikan etalase dalam setiap promosi wisata Jakarta, tapi…ancur seperti itu.